Info Tanaman Perkebunan

Info Tanaman Perkebunan Lainnya »

Info Tanaman Hias

Info Tanaman Hias Lainnya »

Info Tanaman Sayuran

Info Tanaman Sayuran Lainnya »
Showing posts with label Tanaman Obat. Show all posts
Showing posts with label Tanaman Obat. Show all posts

TANAMAN MENGKUDU DAN KHASIATNYA

Written By Muhammad Yusuf on Friday, August 24, 2012 | 5:11 AM


Deskripsi Tanaman
Mengkudu merupakan tumbuhan asli Indonesia, penyebarannya dari Asia tropis sampai ke Polynesia. Mengkudu termasuk jenis kopi-kopian. dapat tumbuh dari daerah dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan tanah. Tanaman ini mempunyai ketinggian 3 – 8 m, banyak bercabang dengan ranting bersegi empat. Daun letakknya berhadapan bersilang, memiliki tangkai daun, bentuknya bulat telur sampai berbentuk elips, panjang daun 10 – 40 cm, lebar 5 – 17 cm, tebal, mengkilap, tepi rata, ujung runcing, pangkal menyempit, tulang daun menyirip, warnanya hijau tua.

Bunga keluar dari ketiak daun, 5 – 8 dalam karangan berbentuk bonggol, dengan mahkota berbentuk tabung, bentuknya seperti terompet, berwarna putih.

Bunga berbau harum.

Buah mengkudu bertangkai, berbentuk bulat lonjong, berupa buah buni majemuk yang berkumpul menjadi satu sebagai buah yang besar. Panjang buah 5 – 10 cm, permukaan tidak rata berbenjol-benjol, warna hijau, jika masak berdaging dan berair, warnanya kulit pucat atau kuning kotor, berbau busuk, berisi banyak biji berwarna hitam.

Syarat Tumbuh
Mengkudu dapat tumbuh dari daerah dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan tanah. Daerah yang dapat digunakan untuk budidaya mengkudu dapat berupa tegalan, lereng gunung, atau lahan bukaan. Sebaiknya mengkudu tidak ditanam di daerah yang terpolusi karena buahnya dapat menyerap polutan dengan kuat. Suhu yang dibutuhkan adalah 25 - 34°C dengan curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun. Kelembaban udara relatif (RH) 50% - 70%  Mengkudu sebaiknya dibudidayakan pada jenis tanah alluvial, latosol dan podsolik merah kuning. Tanamanan ini akan tumbuh dan berproduksi optimal bila ditanam pada tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta mempunyai pH antara 5,5 – 6,5.

Budidaya Tanaman

Penyiapan Lahan
Lahan yang akan dijadikan areal budidaya mengkudu harus diolah terlebih dahulu, dibersihkan dari sisa-sisa akar, semak dan pepohonan. Setelah bersih, lahan digemburkan dengan menggunakan cangkul atau bajak. Kemiringan lahan hendaknya tidak lebih dari 45°. Pada lahan miring sebaiknya dibuat teras untuk menguragi erosi.

Setelah lahan tanam disiapkan, lubang tanam dapat dibuat dengan jarak 2,5 m x 2 m, 3 m x 3 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 – 4 minggu untuk mematikan hama dan menghilangkan senyawa atau zat beracun. Tanah galian dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 – 40 kg per lubang tanam.

Penyiapan Bibit
Mengkudu dapat diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan okulasi, cangkok atau kultur jaringan. Salah satu keunggulan perbanyakan secara vegetatif akan diperoleh bahan tanaman yang pertumbuhannya seragam dam potensi produksi relative sama dengan pohon induk. Selain perbanyakan vegetatif, mengkudu juga dapat diperbanyak dengan biji. Cara ini lebih mudah dan disukai oleh petani. Kelemahan perbanyakan dengan biji yaitu pertumbuhannya sering tidak seragam. Untuk mendapatkan bibit yang sehat, buah harus berasal dari pohon induk yang sehat, pertumbuhan normal, berumur minimal 10 tahun, dan berproduksi tinggi.

Buah yang akan diambil bijinya dibiarkan membusuk sampai daging buahnya terlepas, kemudian direndam dalam ember, biji yang tenggelam diambil, dikering anginkan, lalu disimpan dalam wadah kedap udara. Biji yang yang akan disemaikan harus direndam dalam air hangat kuku (suhu 55°C) selama 15 menit. Biji disemaikan pada polibeg berukuran 10 cm x 15 cm yang telah diisi media berupa campuran tanah dan pupuk kandang halus dengan perbandingan 1 : 1, kemudian polibeg diberi sungkup plastik transparan. Bibit yang sudah berdaun 2 – 4 helai dan memiliki ketinggian 10 – 15 cm sudah dapat dipindahkan ke kebun.

Penanaman
Bibit yang sudah siap tanam segera diambil dari persemaian. Bibit ditanam di lubang tanam yang sudah disiapkan sebanyak 1 bibit per lubang. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah galian yang sudah dicampur dengan pupuk kandang.

Sebaiknya di sekitar bibit yang baru ditanam diberi mulsa jerami untuk menghindari pertumbuhan gulma dan menjaga kelembaban tanah.

Pemeliharaan
Pemupukan untuk budidaya mengkudu sebaiknya menggunakan pupuk organik yaitu pupuk kandang atau kompos dengan dosis 10 kg per tanaman pada tahun pertama. Untuk tahun selanjutnya dosis pupuk menjadi 15 – 20 kg per tanaman.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara membenamkannya dalam tanah di bawah lingkaran tajuk tanaman. Apabila menggunakan pupuk anorganik maka dapat diberikan campuran urea, TSP dan KCl sebanyak 100 g – 300 g/tanaman atau NPK sebanyak 300 g – 500 g/tanaman. Pada fase pembuahan sebaiknya diberi TSP dosis tinggi agar kontinu berbuah. Pupuk anorganik dapat diberikan setiap 1 – 2 bulan sekali tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Pemupukan sebaiknya dilakukan menjelang dan akhir musim hujan.

Pada awal penanaman mengkudu harus dijaga kelembaban tanah. Sebaiknya penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari. Intensitas penyiraman dapat disesuaikan dengan curah hujan dan iklim setempat. Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara rutin 2 – 3 bulan sekali sampai tanaman berumur 2 – 3 tahun. Setelah itu penyiangan disesuaikan dengan kondisi

lahan. Untuk mengurangi serangan jamur yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi, sebaiknya dilakukan pemangkasan. Cabang yang dipangkas adalah cabang yang lemah, rusak, sakit dan tunas-tunas air.

Hama yang biasa menyerang mengkudu adalah ulat daun yang dapat memakan semua daun tanaman. Hama lain yang juga sangat mengganggu adalah kutu putih yang mengisap cairan di jaringan daun sehingga daun menguning dan mengering. Kedua hama ini tidak hanya menurunkan produksi tetapi juga dapat mematikan tanaman. Pengendalian serangan hama sebaiknya memanfaatkan pestisida nabati atau pengendalian mekanis dengan cara memangkas dan membakar bagian tanaman yang terserang. Penyakit yang biasanya menyerang mengkudu adalah kapang jelaga (Capnodium spp.) yang menutupi permukaan daun bagian atas hingga tampak berwarna kehitaman dan bercak daun (disebabkan jamur Physalospora morindae) yang menyebabkan daun berlubang.

Panen dan Pascapanen
Panen dapat dilakukan setelah tanamanan berumur 4 – 5 bulan, panen mengkudu dapat berlangsung setiap 2 minggu sekali. Produksi buah berkisar antara 500 – 1.000kg/ha.

Buah yang siap panen ditandai dengan warna kuliut merata putih kekuningan, tetapi daging buah cukup keras. Setelah dipanen buah harus segera dikonsumsi atau dikirim ke pabrik pengolahan mengkudu karena buah tidak tahan simpan dan mudah busuk.

Selain digunakan dalam bentuk segar, mengkudu juga dikemas dalam botolan berupa juice dan dalam bentuk kapsul.

Kandungan Kimia
Buah mengkudu mengandung alkaloid triterpenoid, skopoletin, acubin, alizarin, antraquinon, asam benzoate, asam oleat, asam palmitat, glukosa, eugenol, dan hexanal. Akar mengandung damnacanthal, sterol, resin, asperulosida, morindadiol, morindin, soranjidol, anatraquinon, dan glikosida. Kulit akar mengandung morindin, morindon, aligarin-d-methylether, soranjidiol, khlororubin, morindanigrin, antraquinon, monometil, eter, dan lain-lain. Daun mengandung protein, zat kapur, zat besi, karoten, arginin, asam glutamate, tirosin, asam askorbat, asam ursolat, thiamin dan antraquinon. Bunga mengandung glikosida antraquinon, dan acasetin-7-0-beta(+)-glukopiransoida. Tanaman ini juga mengandung minyak menguap asam capron dan asam caprylat.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Efek farmakologis mengkudu adalah menghilangkan hawa lembab pada tubuh, meningkatkan kekuatan tulang, pembersih darah, peluruh kencing (diuretic), peluruh haid (emenagog), pelembut kulit, obat batuk, obat cacing (anthelmintik), pencahar, antiseptik.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji efek farmakologis mengkudu adalah :
• Air perasan mengkudu dengan konsentrasi 10% sampai 40% dapat meningkatkan pengeluaran air seni dan elektrolit natrium serta kalium pada air seni tikus putih (Henry Kurnia Setiawan, 1995, FF UNIKA WIDMAN).
•  Dengan metode grafik menurut Miller dan Tainer, analisa regresi dan korelasi, didapatkan harga EC50 dan selanjutnya potensi daya anthelmintik perasan buah mengkudu terhadap cacingAscaridia galli secara in vitro dapat diketahui (Juliana, 1994, FF UNIKA WIDMAN).

Khasiat dan Cara Pemakaian

1. Peradangan usus dan disentri
Bahan : Mengkudu kering 10 g, temulawak kering 15 g, sambung nyawa 7 g, kunyit kering 5 g, Rumput mutiara kering 10 g
Pemakaian :
Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 6 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Ramuan diminum 3 kali sehari masing-masing sebanyak 1 gelas, satu jam sebelum makan (Mahendra, 2005).

2. Batuk rejan
Bahan : Buah mengkudu masak 1 buah, daun waru muda 6 lembar, daun jinten 10 lembar, umbi bidara upas ½ jari, madu 1 sendok makan
Pemakaian :
Semua bahan dicuci bersih lalu ditumbuh halus. Tambahkan ¾ cangkir air masak dan 1 sendok makan madu. Diperas dan disaring. Diminum 2 kali sehari (Wijayakusuma, dkk, 1994).

3. Kencing manis
Bahan : Mengkudu kering 10 g, brotowali kering 10 g, sambiloto kering 10 g, kumis kucing kering 10 g, ciplukan kering 10 g, pulai kering 7 g
Pemakaian :
Semua bahan direbus menjadi satu dengan 9 gelas air hingga tersisa 5 gelas kemudian disaring dan diminum dalam keadaan hangat. Ramuan diminum satu jam sebelum makan sebanyak 3 kali sehari (Mahendra, 2005)

4. Kolesterol tinggi
Bahan : Buah mengkudu masak 1 - 2 buah, jahe merah 20 g, cuka apel 1 sendok makan, madu 1 sendok makan
Pemakaian :
Buah mengkudu dan jahe merah dicuci bersih tambahkan air secukupnya kemudian diblender. Juice yang diperoleh ditambah cuka apel dan madu sambil diaduk hingga rata. Ramuan tersebut diminum secara teratur sekali sehari (Rukmana, 2006).

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
Penulis : Seksi Perlintan Hort 

Buah Pare sebagai Obat Kencing Manis

Written By Muhammad Yusuf on Thursday, May 17, 2012 | 1:47 AM


Buah pare atau paria (momordica charantia) dalam pengobatan Ayurweda (India) dan pengobatan tradisional China telah lama digunakan untuk pengobatan diabetes. Demikian pula dalam pengobatan tradisional Brasil dan Meksiko. Dalam praktik tradisional tersebut, daun atau buah pare biasanya ditumbuk lalu diperas untuk  diambil jusnya. Jus tersebut kemudian diminum secara langsung atau dicampur ramuan lain untuk obat diabetes. Alternatif lain, daun pare mungkin diseduh sebagai teh untuk mereka yang tidak menyukai rasa pahit yang terlalu kuat atau memiliki masalah pencernaan.

Penggunaan pare yang luas sebagai obat anti-diabetes di berbagai suku bangsa tersebut tentunya tidak tanpa alasan. Berbagai studi klinis, pra-klinis dan klinis terbatas dalam empat dekade terakhir cenderung untuk mengkonfirmasi khasiatnya. Penelitian di Universitas Giessen(Jerman), misalnya, secara khusus memperlihatkan manfaat medis buah pare dalam percobaan pada tikus pembawa gen diabetes.

“Bahkan hanya dalam lima minggu [pengobatan] hasilnya tampak signifikan,” kata Profesor Krawinkel, salah satu peneliti. “Tikus-tikus yang kami beri makan buah pare memiliki tingkat gula darah lebih rendah daripada kelompok kontrol.”

Penelitian lain juga mendapatkan kesimpulan yang sama. “Jus buah atau bubuk biji [buah pare] menyebabkan penurunan glukosa darah puasa dan meningkatkan toleransi glukosa,” tulis  peneliti A. Raman dan  C. Lau dari Pharmacognosy Research Laboratories, Department of Pharmacy, King’s College, Inggris.

Buah pahit yang populer
Pare adalah tumbuhan dari keluarga yang sama dengan ketimun, labu dan semangka (cucurbitaceae) . Tanaman pare tumbuh merambat dengan sulur-sulur spiral di ujung tangkainya. Buahnya berbentuk seperti mentimun namun berkulit keriput dan lebih lancip di ujungnya. Selubung bijinya berwarna putih saat masih mentah dan menjadi merah ketika matang.

Pare adalah salah satu sayuran terpahit yang dapat dimakan. Ada banyak varietas pare, yang berbeda dalam bentuk, warna dan kepahitan. Tanaman pare  sangat mudah dibudidayakan sehingga banyak dijumpai di wilayah-wilayah pertanian tropis dan sub-tropis di benua Asia, Afrika, dan Amerika. Kepopuleran pare di seluruh dunia dapat dibuktikan dari sedemikian banyaknya nama lokal untuk sayuran tersebut, seperti bitter gourd (Inggris), kugua (China), nigauri (Jepang), paakharkaai (Tamil), korola (Bengali), ampalaya (Tagalog),carilla (Guyana) dan karela (Hindi).

Bahan aktif
Efek antidiabetes dari pare berasal dari tindakan kompleks beberapa senyawa dalam buahnya. Para peneliti telah mengidentifikasi senyawa penting tersebut seperti charantin, vicine, peptida dan polipeptida-p. Senyawa-senyawa tersebut menstimulasi sel beta pada kelenjar pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan cadangan glikogen di hati. Komponen bioaktif lainnya seperti momordicine danmomordicosides, dan asam lemak yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam bijinya membantu membalikkan resistensi insulin. Serat dan saponin dalam pare memperlambat pencernaan karbohidrat dan mencegah lonjakan gula darah setelah makan.

Varietas, metode pembudayaan, pengolahan, dll dapat berpengaruh terhadap kandungan dan efektivitas bahan aktif dalam pare. Penelitian lanjutan tengah dilakukan melalui Bitter Gourd Project yang disponsoriThe World Vegetable Center sejak Maret 2011 lalu. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan tingkat senyawa anti-diabetes dalam sayuran tersebut. Langkah pertama adalah memilih varietas dan galur pare yang paling menjanjikan untuk pengembangan lebih lanjut. Di Thailand, India, dan Tanzania, para pelaksana lapangan melakukan uji coba untuk meninjau pengaruh cara pembudidayaan dan praktik pascapanen terhadap retensi senyawa-senyawa aktif pada buah pare.

Tumbuhan yang Berguna Untuk Obat Asam Urat


Obat Asam Urat Tradisional Dengan Sidaguri ( Sida rhombifolia )
Dikenal dengan nama daerah guri, siliguri, kahindu, sadagori, otok-otok atau bitumu. Kandungan kimia yang sudah diketahui adalah alkaloid, kalsium oksalat, tannin, saponin, fenol, asam amino, minyak atsiri, zat phlegmatic untuk ekspektoran, dan lubrikan. Akarnya mengandung alkaloid, steroid dan aphredine. Sidaguri memiliki rasa manis, sedikit panas dan sejuk. Dalam pengobatan, sidaguri digunakan sebagai antiradang, peluruh kencing dan penghilang rasa sakit. Bagian tanaman yang digunakan adalah akarnya.

Cara Meramu Sidaguri menjadi Obat Asam Urat:
Rebus 15-30 gram herba kering atau 30–60 gram herba basah sidaguri dengan 3 gelas air sampai tersisa setengahnya, minum 3 kali sehari masing-masing ½ gelas. Jika menggunakan akar, dosisnya 10– 15 gram.

Obat Asam Urat Tradisional Dengan Sambiloto ( Adrographis panniculata )
Aslinya merupakan tanaman dari India . Di beberapa daerah sambiloto dikenal juga dengan nama papaitan, ki peurat, bidara, kayu mas, lang, ki pait, sampiroto, atau ki oray. Sambiloto mengandung beberapa senyawa flavanoid, alkane, keton, aldehid dan juga beberapa mineral seperti kalsium, kalium dan natrium. Rasanya pahit, namun tanaman ini dikenal sebagai antiradang, penghilang nyeri atau analgetik, dan juga penawar racun. Bagian tanaman yang digunakan adalah seluruh tanaman.

Cara Meramu Sambiloto menjadi Obat Asam Urat:
Cuci bersih dan rebus sambiloto kering 10 gram, rimpang temulawak kering 10 gram, komfrey 5 - 10 gram, dan buah lada 1 gram dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas, diminum 3 kali satu gelas setiap hari, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.

Obat Asam Urat Tradisional Dengan Kumis kucing ( Orthosiphon aristatus )
Juga telah lama dikenal sebagai diuretik yang berkhasiat sebagai penghancur batu saluran kencing. Rasanya manis sedikit pahit, dulunya banyak tumbuh di selokan dan anak sungai, namun sekarang tak sedikit orang yang gemar menanamnya di pekarangan rumah. Garam kalium dalam tanaman ini memang berkhasiat melarutkan batu ginjal, karenanya banyak digunakan sebagai obat penghancur batu. Kandungan sinsetin-nya bersifat sebagai antibakteri, dan tanaman ini juga mengandung senyawa orthosiphonin
glikosida. Sifat diuretik tanaman ini berguna untuk membantu tubuh membuang kelebihan asam urat lewat urin.

Cara Meramu Kumis Kucing menjadi Obat Asam Urat:
Cuci bersih 10 gram daun kumis kucing kering atau 20 gram basah, 10 gram meniran kering atau 20 gram basah, 10 gram sawi tanah kering atau 20 gram basah, 15 gram jahe merah kering atau 30 gram basah, dan 10 gram kapulaga kering. Memarkan jahe merah dan gabung dengan bahan yang lain, rebus dalam satu liter air hingga tersisa setengahnya. Minum pagi, siang dan sore hari, masing-masing ¾ gelas (150 ml) atau minum dua kali sehari masing-masing 200 ml.

Obat Asam Urat Tradisional Dengan Daun Salam (Eugenia polyanta)
dikenal masyarakat Indonesia sebagai bumbu masak karena memiliki keharuman yang khas yang bisa menambah kelezatan masakan nusantara. Daun salam rasanya kelat dan bersifat astringent. Senyawa-senyawa seperti minyak atsiri, tannin dan flavonoid banyak terdapat dalam daunnya. Untuk pengobatan memang daunnya lah yang paling banyak digunakan, tetapi akar, kulit dan buahnya pun berkhasiat sebagai obat.

Cara Meramu Daun salam menjadi Obat Asam Urat:
Rebus 10–15 lembar daun salam segar ataupun kering dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.

Kucing Kucingan

Written By Muhammad Yusuf on Wednesday, April 18, 2012 | 1:45 AM


Kucing Kucingan
(Acalypha indica L.)

Sinonim :
A. australis L.

Familia :
euphorbiaceae.



Uraian :
Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah. Kucing-kucingan dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: ceka mas (Melayu). Jawa: lelatang, kucing-kucingan, rumput kokosongan (Sunda), rumput bolong-bolong (Jawa). NAMA ASING Tie xian (C), copperleaf herb (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae Herba (herba kucing-kucingan).


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasa pahit, sifatnya sejuk, astringen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing (diuretik), pencahar, dan penghenti perdarahan (hemostatis).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat. dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI
Herba ini digunakan untuk pengobatan :
- disentri basiler, disentri amuba, diare,
- anak dengan berat badan rendah (malnutrisi),
- gangguan pencernaan makanan (dispepsi),
- perdarahan, seperti mimisan (epistaksis), muntah darah (hematemesis), berak darah (melena), kencing darah (hematur-ia),
- malaria, dan
- susah buang air besar (sembelit).

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 9-15 g herba kering atau 30-60 g herba segar. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti bisul, koreng, luka berdarah, eksim, radang kulit (dermatitis), atau gigitan ular. Cara lain, rebus satu tumbuhan kucing-kucingan seutuhnya. Selanjutnya, gunakan air rebusannya untuk mencuci luka ataupun koreng.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri amuba, disentri basiler, diare, dan penyakit dengan perdarahan Rebus seluruh bagian tumbuhan kucing-kucingan yang sudah kering sebanyak 30-60 g dalam 3 gelas air sampai aimya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring clan air saringannya dibagi dua (sama banyak). Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 5-10 hari.

Disentri basiler
Cuci 30-60 g herba kucing-kucingan kering, 30 g krokot (Portulaca oleracea L.), dan 30 g &jla merah, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air, lalu rebus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

Luka berdarah, koreng, bisul, radang kulit, gigitan ular
Cuci 1 tanaman herba segar. Tambahkan 1 sendok teh gula pasir, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan ini ke bagian tubuh yang sakit.

Dermatitis, eksim, koreng
Cuci 1 tanaman herba segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai mendidih (selama 15 menit). Gunakan ramuan tersebut untuk mencuci bagian tubuh yang sakit selagi hangat.

Sembelit
Cuci 1 tumbuhan segar (berikut akarnya), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 1 gelas air sampai mendidih (selama 15 merit). Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pada malam hari

Komposisi :
Daun, batang, dan akar mengandung saponin dan tanin. Batangnya juga mengandung flavonoida dan daunnya mengandung minyak asiri.

Kumis Kucing


Kumis Kucing
(Orthosiphon aristatus (B1) Miq.)
Sinonim :
O. longiflorum, Ham. O. grandiflorum et aristatum, Bl. O. spiralis, Merr. O. stamineus, Benth. O. grandiflorus, Bold. Clerodendranthus spicatus (Thunb.) C.Y. Wu. Trichostemma spiralis, Lour.
Familia :
Labiatae

Uraian :
I. URAIAN TANAMAN: Terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi 1-2 m, batang segi empat agak beralur, berbulu pendek atau gundul. Daun tunggal, bundar telur lonjong, lanset atau belah ketupat, berbulu halus, pinggir bergerigi kasar tak teratur, kedua permukaan berbintik-bintik karena ada kelenjar minyak atsiri. Bunga berupa tandan yang keluar di ujung cabang, wama ungu pucat atau putih (ada yang warna biru dan putih), benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah geluk wama coklat gelap. Tumbuh di dataran rendah dan daerah ketinggian sedang.
II. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 500 m - 900 m di atas permukaan laut 2. Curah hujan tahunan : 3000 mm/tahun 3. Bulan basah (diatas 100 mm/bulan) : 7 bulan - 9 bulan 4. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 bulan - 5 bulan 5. Suhu udara : 280C - 340C 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : andosol, latosol 2. Tekstrur : lempung berpasir 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : diatas 70 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran: 30 cm - 60 cm dari permukaan tanah 6. Kemasaman (pH) : 5 - 7 7. Kesuburan : sedang - tinggi
III. Pedoman Bertanam a. Pengolahan Tanah 1. Tanah dicangkul sedalam 30 cm - 40 cm hingga gembur 2. Buatkan bedengan selebar 100 cm - 120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 40 cm - 50 cm, dan panjangnya disesuaikan kondisi lahan 3. Tebarkan pupuk kandang diatas bedengan tersebut b. Persiapan Bibit 1. Pada umumnya tanaman kumis kucing diperbanyak dengan stek batang atau stek cabang 2. Pilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua, lalu dipotong menjadi stek-stek berukuran panjang 15 cm - 25 cm atau beruas sekitar 2 buku - 3 buku c. Penanaman 1. Stek bibit ditanam langsung di kebun sedalam 5 cm, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal stek 2. Jarak tanam 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, 40 cm x 50 cm dan 60 cm x 60 cm 

Nama Lokal :
Kumis kucing, Mamang besar (Indonesia); Kutun, mamam, bunga laba-laba (Jawa); Mao Xu Cao (China).; 


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air seni, menghilangkan panas dan lembab;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI :
Seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu, lalu dijemur di panas matahari).

KEGUNAAN:
1. Infeksi ginjal (Acute dan chronic nephritis), infeksi kandung kemih (Cystitis).
2. Sakit kencing batu.
3. Encok (Gout arthritis).
4. Peluruh air seni (Diuretic).
5. Menghilangkan panas dan lembab.

PEMAKAINAN :
30 - 60 gr. (kering) atau 90 - 120 gr (basah) direbus, atau yang kering/basah diseduh sebagai teh.

CARA PEMAKAIAN:
1. Nephritis, edema (bengkak):
0. aristatus (kumis kucing) 30 gr, Planto asiatica (daun urat) 30 gr, Hedyotis diffusa. (rumput lidah ular) 30 gr, semuanya direbus.

2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit(anyang-anyangan) :
0. aritatus, Phyllanthus urinaria (meniran), Commelina communis, masing-masing 30 gr., direbus.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air seni (diuretic), menghancurkan batu saluran kencing. KANDUNGAN KIMIA: Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.

Kunci Pepet


Kunci Pepet
(Kaemferia rotunda L.)


Sinonim :
--


Familia :
Zingiberaceae

Uraian :
Kunci pepet atau kunir putih sering disebut "kunyit putih" atau "Curcuma alba", sebutan nama latin yang salah. Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional, kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang pertama disebut fase vegetatif, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu. Yang kedua, yaitu fase generatif. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja. Tanaman ini terdapat pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia. Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 7,5-10 cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak warna cokelat. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek. Bunga bisa tumbuh menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu muda kemerahan. Akarnya berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu seukuran telur puyuh. Dari rimpang induk keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang induk. Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. Jika telah keluar bunga, menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda bisa dijadikan lalap. Perbanyakan dengan rimpang. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jawa: kunci pepet, temu rapet, ardong (Jawa), kunir putih (Sunda). Madura: konce pet. Melayu: temu putri, t. rapet. NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Kaempferiae rotundae Rhizoma (kunci pepet).


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut (karminatif), dan mempercepat penyembuhan luka.

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya.

INDIKASI
Rimpang digunakan untuk mengatasi: gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, dan bengkak karena memar, keseleo.

CARA PEMAKAIAN
Untuk pemakaian luar, gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo, dan bisul yang sulit pecah. Setelah digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah dikeringkan bisa digunakan sebagai bedak.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Bengkak, memar, bisul
Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai halus. Jika menggunakan rimpang kering, tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut.

Mengeluarkan angin dari perut
Seduh serbuk kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. Setelah dingin, minum beningannya.

Komposisi :
Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol, sineol, metil khavikol, dan saponin.

KUNYIT


Kunyit
(Curcuma longa Linn.)

Sinonim :
Curcuma domestica Val. C. domestica Rumph. C. longa Auct.

Familia :
Zingiberaceae

Uraian :
Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Nama Lokal :
Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken);

Pemanfaatan :
1. Diabetes mellitus
Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas.

2. Tifus
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto
Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring.
Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.

3. Usus buntu
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren. Garam secukupnya.
Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring.
Cara menggunakan:diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur.

4. Disentri
Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.
Cara menggunakan:diminum dan diulangi sampai sembuh.

5. Sakit Keputihan
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1 potong gula kelapa/aren
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring.
Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari.

6. Haid tidak lancar
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh biji pala, 1/2 genggam daun srigading.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring
Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari.

7. Perut mulas pada saat haid
Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm,  1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm
Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring.
Cara menggunakan:ditambah garam dan gula secukupnya dan diminum pada hari pertama haid.

8. Memperlancar ASI
Bahan: 1 rimpang kunyit
Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada  1 kali setiap 2 hari.

9. Cangkrang (Waterproken)
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng,
Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang.

10. Amandel
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu
Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya,   kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk  sampai merata dan disaring
Cara menggunakan:diminum secara rutin 2 hari sekali.

11. Berak lendir
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4  sendok makan  kapur sirih
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2  gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.

12. Morbili              
Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai  halus
Cara menggunakan:dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Kandungan Zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya

KWALOT


Kwalot
(Brucea javanica (L.) Merr.)


Sinonim :
Brucea sumatrana, Brucea amarissima


Familia :
Brucea


Uraian :
Semak tinggi, tegak, sangat pahit, tinggi 1-2,5 m. Susunan daun menyirip ganjil; anak daun 5-13, sebagian besar berhadapan, anak daun berbentuk bulat telur memanjang lanset, ujung meruncing, tepi bergerigi beringgit, pangkal membulat atau runcing, berambut 5,5-17,5 kali 2-7,5 cm. Bunga berkelamin 1 atau 2, dalam susunan malai sempit panjang 2-30 cm. Perhiasan bunga berupa kelopak; segmen kelopak sangat kecil, bentuk oval bulat telur terbalik, 0.75-1 mm. Mahkota memiliki 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi berkelenjar, berwarna hijau ungu. Benang sari sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina. Putik pada bunga jantan rudimenter, bertaju 4, pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah dan tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas. Buah batu bulat memanjang,panjang 8mm. Waktu berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 0,5-550 m dpl. Lebih kurang ditemukan 6 jenis tumbuhan yang tumbuh di Afrika. Di Indonesia banyak tumbuh di Jawa dan Madura, yaitu biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Cerek jantan, Taun, Ki padessa, Belilik, Amber merica NAMA ASING:- NAMA SIMPLISIA:-


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ekstrak biji Brucea javanica efektif sebagai amubisida. Bruseantin dan brusein C berhasil diisolasi dari ekstrak biji yang larut dalam n-butanol, senyawa tersebut aktif terhadap Entamoeba histolytica. Potensi tersebut diperkirakan karena terjadinya penghambatan sintesis protein parasit malaria. Di samping itu ekstrak biji Brucea javanica aktif terhadap Shigella shiga, S.Boydii, Salmonella derby, Salmonella typhi tipe 11, Fibrio cholerae inaba, Fibrio cholerae ogawa. Brusatol yang diisolasi dari biji dilaporkan efektif untuk penyembuhan disentri. Dari hasil penelitian in vitro maupun in vivo diketahui bahwa ekstrak buah makasar berefek sebagai antiplasmodia. Secara in vitro diketahui bahwa keberadaan bruseantin berefek positif terhadap Plasmodim falciparum yang resisten terhadap klorokuin. Efek positif ekstrak kwalot ditemukan pula pada Plasmodium berghei secara in vivo pada percobaan dengan mencit. IC, dari sembilan macam senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium falciparum K?1 (resisten terhadap klorokuin) pada pemberian secara oral berkisar antara 0,0046?0,0008 mg/ml; empat dari kesembilan senyawa tersebutjuga aktif terhadap Plasmodium berghei secara in vivo setelah pemberian secara oral. Efektivitas bruseolid yang ditemukan dalam Brucea javanica terhadap Plasmodium berghei lebih tinggi bila dibanding klorokuin pada percobaan in vivo dengan mencit. Di samping itu ditemukan pula adanya aktivitas sitotoksik suatu golongan kuasinoid hasil isolasi dari Brucea javanica. Aktivitas antidisentri hasil pengujian klinik ekstrak buah Bruceajavanica kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. Pada jenis Brucea yang lain yaitu Brucea antidysentrica ditemukan bahwa ll?hidroksikantin?6?on dan 1,11?dimetoksikantin?6?on mempunyai potensi sebagai antitumor secara in vitro maupun in vivo. Selain itu ditemukan bahwa bruseanol C mempunyai potensi antitumor terhadap "human KB, A?549 lung carcinoma secara in vitro”) Farmakologi klinik Buah: Ekstrak buah biasa digunakan pada pengobatan disentri amoeba. Dari penelitian diketahui bahwa aktivitas antidisentri ekstrak buah Brucea kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. Kontra indikasi Buah sebaiknya tidak digunakan pada anak?anak, wanita hamil dan wanita yang baru menyusui. Efek yang tidak dlinginkan Penggunaan eksternal buah dilaporkan adanya beberapa kasus anafilaksis .

Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Biji secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, malaria. Akar digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik. Daun digunakan untuk mengobati demam, kudis, bisul, penawar racun lipan. Buah digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri. Seluruh bagian tumbuhan digunakan dalam pengobatan demam, kejang perut, disentri.

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk pengobatan disentri amuba 7- 10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 mI air; diminum 1 kali sehari 100 mI, diulang selama 12 hari.

Untuk pengobatan malaria tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule dan 110 mI air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan diminum 1 kali sebulan 100 ml.
Komposisi :
Biji zat pahit, triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak). Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on.

Info Pendukung

Info Pendukung Lainnya »

Info Tanaman Obat

Info Tanaman Obat Lainnya »